Selama lebih dari empat ratus tahun Indonesia telah beralih dari kehidupan feodal menuju republik. Dahulu, hampir seluruh wilayah Indonesia dikuasai oleh berbagai kerajaan, baik kerajaan Hindu-Buddha maupun kerajaan Islam. Berbagai kebudayaan dan nilai-nilai sosial tercipta, bahkan ada yang terwariskan hingga sekarang.
Saat itu, hubungan diplomatis antar kerajaan dapat dicapai melalui berbagai media, contohnya surat. Surat-surat yang dikirimkan merupakan sarana komunikasi antar raja-raja di kepulauan Indonesia, atau raja-raja di kepulauan Indonesia dengan raja, pembesar, dan pedagang dari mancanegara. Surat-surat dikirim melalui berbagai bahasa.
Hal menarik yang bisa kita lihat dari pengiriman surat ini adalah wujud dari surat tersebut. Surat-surat itu dikirim dengan tampilan yang menarik. Kebanyakan surat terbuat dari emas. Surat-surat tersebut ditulis, dihias, dan disunggingi dengan keterampilan dan ketelitian yang sangat tinggi, mencerminkan derajat dan martabat pengirimnya.

Tidak hanya tulisan dan bahasanya yang indah, namun ukuran surat tersebut hampir mencapai satu meter. Hiasannya memperlihatkan adanya pengaruh Otoman-Turki (motif Bunga dan Madat) dan Safavi-Iran (dalam Unwan berbentuk kubah berwarna biru), namun dengan penafsiran khas pribumi. Kalimat-kalimatnya ditulis dengan rapi di atas kertas yang telah ditaburi butiran emas.
Nilai yang dapat diambil dari hal ini adalah kita bisa memetik sifat kearifan dari perbandingan apa yang telah terjadi di masa lalu dan masa sekarang. Bagaimana ketika dahulu para raja dengan sopan dan halusnya mengadakan hubungan diplomasi dengan raja lain tanpa adanya sebuah peperangan di akhirnya.
sumber : http://www.indonesiaheritage.org/ind/berita/detail/38/surat-emas-raja-raja-nusantara
0 comments :
Posting Komentar