Awalnya biasa saja, entah mulai kapan muncul rasa. Bergejolak di dalam dada laksana air mendidih menggelegak. Pikiran penuh dengan wajahnya dan lidah tak bisa dikendalikan untuk selalu menyebut namanya. Senyum yang jarang terlihat, kini jadi bingkai wajah. Dan entah kenapa seluruh dunia juga seolah membalas senyumnya.
Saat berjauhan rindu, tapi bertatap muka malu. Saat tak jumpa terbayang-bayang, namun saat bertemu canggung meradang. Ribuan kata dalam akal pikiran sudah terangkai, namun lidah kelu kaku dan lunglai. Dari pesimistis berubah jadi romantis, dari oportunis bisa berganti puitis.
Demi dia, tak akan ada benua yang terlalu jauh untuk dijalani. Demi dia, tak ada gunung yang terlalu tinggi untuk didaki. Dan demi dia, tak ada samudera yang terlalu luas untuk disambangi.
Engkau adalah seorang pemberani, namun mendadak gagap di hadapannya. Engkau tau bahwa engkau tidak terlalu senang berkorban demi orang lain. Tapi dihadapannya, seolah ada seribu nyawa baginya.
Engkau jatuh cinta?
Don't panic, it's not some kind of sickness, therefore no need to call a doctor. Jangan pula panik, karena ia bukan sebuah dosa. Setidaknya ia belum tentu jadi sebuah dosa.
Memang cinta itu datang karena terbiasa. Itulah fitrahnya. Namun, bukan berarti ketika Allah mengaruniakan rasa cinta sebagai fitrah kepada manusia, lantas kita bisa mengeskpresikannya sesuai kehendak kita, seperti apapun yang kita inginkan. Ada masanya, ada caranya, dan ada aturannya. Karena itulah, Islam diturunkan oleh Allah. Supaya kita tetap menjadi manusia, sebenar-benarnya manusia.
Islam memandang cinta itu agung dan suci, karenanya perlu diatur, dan aturannya tidak tanggung-tanggung, langsung dari Pemilik segala cinta, Allah swt....
So, it's your call...
#UdahPutusinAja
#UdahPutusinAja
0 comments :
Posting Komentar